jump shoot

Rabu, 26 April 2017

Contoh Role Play Tahap Komunikasi Terapeutik Keperawatan



ROLE PLAY TAHAPAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK
Pra-Interaksi
( Pagi hari jam 7 perawat 1 tukar jaga dengan perawat 3)
Perawat 1   : Mas, tadi malam ada satu pasien dengan hipertermi
Perawat 3   : Baik mas, mas kalau  nanti saya ajarkan cara komperes hangat kepada keluarga pasien, keluarganya bagaimana?
Perawat 1   : Tidak apa-apa mas, lakukan sesuai prosedur saja.
Orientasi
( Perawat 3 mendatangi pasien )
Perawat 3   : selamat pagi ibu, perkenalakan saya perawat 3, saya yang bertugas pada pagi ini dari jam 07:00 sampai jam 14:00 wib. Ini dengan nona A yang masuk tadi malam ya bu?
Ibu              : Iya mas benar
Perawat 3   : Ibu biasa anaknya  dipanggil dengan nama siapa?
Ibu              : Biasanya dipanggil april mas
Perawat 3   : Bagaimana perasaan mbak april sekarang? Apakah sudah berkurag panasnya?
Pasien         : Ini masih panas mas
Perawat 3   : Baik mbak, disini saya akan melakukan tindakan pemberian kompres hangat tujuannya agar anak ibu suhunya turun dan saya akan mengajarkan kepada ibu agar ibu bisa melakukan komperes dirumah.  Disini saya memerlukan waktu  kira-kira 10 menit ke depan apakah mb bersedia ?
Pasien         : bersedia mas,
Perawat 3   : sebelum saya mulai apakah ada yang mau ditanyakan ?
Pasien         : tidak mas,
Perawat 3   : baik saya mulai ya mb,
Pasien         : iya mas silahkan,
Tahap kerja
Perawat 3   : saya mulai ya bu, pertama kain ini dicelupkan kedalam air hangat kemudian diperas, tapi jangan kencang-kencang perasnya dan langsung ditempelkan dikening anak ibu.
Ibu              : oh iya mas, apakah kompresnya bisa di ulang beberapa kali ?
Perawat 3   : Bisa bu, tergantung suhu badan anak ibu kalau belum turun ibu bisa mengulanginya beberapa kali.
Ibu              : Oh iya mas terimakasih
Perawat 3   : Iya bu sama-sama, apakah ada yang ingin ditanyakan lagi?
Ibu              : Tidak ada mas
(selang beberapa menit kemudian perawat 3, mengangkat kain kompresan tersebut)
Tahap terminasi
Perawat 3   : ini sudah selesai mbak, bagaimana perasaan mbak setelah saya kompres air hangat?
Pasien         : oh iya mas, saya merasa lebih baik dari sebelumnya
Perawat 3   : oh iya udah nyaman ya dek rasanya? Ada yang ditanyakan lagi dek?
Pasien         : tidak ada mas
Perawat 3   : baik sekitar 2 jam selanjutnya rekan saya akan melakukan pengkuran suhu nya
Pasien         : baik mas
Perawat 3   : sebelum saya tinggalkan apakah ada yang ingin ditanyakan?
Pasien         : tidak mas
Perawat 3   : baik terimakasih atas waktu yang telah diberikan, selamat pagi.
Pasien         : sama-sama mas, pagi.
Tahap pra interaksi
(perawat 2 membaca rekam medis , menyiapkan alat, mengeksplorasi perasaan,  mencuci tangan, dan siap bertemu dengan pasien)
Tahap orientasi
Perawat 2   : selamat siang mbak, benarkah ini dengan mba april?
Pasien         : benar sus
Perawat 2   : perkenalkan mbak saya perawat anis disini saya akan melakukan tindakan selanjutnya yaitu pengukuran suhu menggunakan thermometer  tujuannya agar dapat mengetahui apakah suhu mbak sudah mengalami penurunan atau belum, dan saya membutuhkan  waktu kira-kira 7 menit kedepan. Apakah mbak bersedia?
Pasien         : bersedia sus
Perawat 2   : Mba, ini nanti caranya termometernnya di masukkan di lipatan ketiak mb ya.
Pasien         : iya sus,
Tahap kerja
Perawat 2   : baik mbak, sekarang saya pasang thermometernya dilipatan ketiak mbak ya? Dan tunggu beberapa menit kedepan untuk mengetahui hasilnya.
Pasien         : iya sus
( perawat melakukan tindakan pengukuran suhu menggunakan thermometer dan beberapa menit kemudian perawat mendapatkan hasil)
Tahap terminasi
Perawat      : ini sudah selesai pengukuran suhunya, hasil yang didapatkan 36,5’C, suhunya sudah turun ya mbak dari tadi pagi. Bagaimana perasaan mbak setelah saya ukur suhunya?
Pasien         : merasa tenang mbak karena suhu badan saya sudah menurun.
Perawat 2   : oh iya sudah merasa tenang ya? Apakah ada lagi yang dirasakan?
Pasien         : tidak sus
Perawat 2   : baik mbak sekitar satu jam kemudian saya akan kembali lagi memberikan obat, jika nanti butuh bantuan mbak bisa menekan tombol ini ya mbak.
Pasien         : iya mbak terimakasih
Perawat 2   : baik sebelum saya tinggalkan apakah ada yang ingin ditanyakan?
Pasien         : tidak sus
Perawat 2   : baik mbak saya permisi dulu ya, selamat siang mbak
Pasien         : iya sus, selamat siang
( perawat 2 berkolaborasi dengan apoteker)
Perawat 2   : selamat siang mbak saya dapat resep obat dari dokter untuk pasien april, tolong disiapkan ya?
Apoteker    : baik mas tunggu sebentar
Perawat 2   : baik mbak
( selang beberapa menit kemudian apoteker memberikan obat ke perawat )
Apoteker    : ini obatnya mba, sudah saya siapkan. Ini obatnya diminum 3x sehari sesudah makan.
Perawat 2   : iya mbak terimakasih
Apoteker    : iya sama-sama mba
( perawat 2 memberikan obat keruang pasien)
Perawat 2   : selamat sore
Ayah           : sore juga sus
Perawat 2   : pak saya akan memberikan obat untuk anak bapak, ini nanti diminum 3x sehari sesudah makan, setiap minum 1 tablet.
Ayah           : baik sus
Perawat 2   : oh iya pak nanti kalau sudah, silahkan datang keruang perawat ya akan ada yang kami bicarakan.
Ayah           : baiklah sus
Perawat 2   : saya permisi dulu ya pak, selamat sore
Ayah           : iya sus, sore.
( selang beberapa menit kemudian, ayah mengunjungi ruang perawat)
Ayah           : permisi, selamat sore mas
Perawat 3   : sore pak, silahkan duduk pak
Ayah           : terimakasih mas
Perawat 3   : baik begini pak, anak bapak suhunya sudah menurun, kata dokter anak bapak sudah bisa dibawa pulang besok pagi, tetapi menunggu sebentar dari ahli gizi akan memberi tahu tentang pola makan untuk anak bapak.
Ayah           : oh iya mas, kira-kira ahli gizi akan datang jam berapa ya mas?
Perawat 3   : nanti sekitar jam 19:00 pak
Ayah           : baik mas, kalau begitu saya permisi dulu terimakasih.
Perawat 3   : iya pak sama-sama
(ayah memberikan kabar bahwa anaknya sudah bisa pulang besok pagi kepada keluarganya diruang pasien)
 (tepat pukul 7 malam ahli gizi mengunjungi ruang pasien)
Ahli gizi      : Selamat malam pak,buk. Perkenalkan saya yuni lestari dari instalasi gizi, disini saya akan memberi tahu tentang pola makan dan minum untuk anak bapak.
Ibu              : baik mbak
Ahli gizi      : untuk sementara anak ibu tolong dibanyakan makan makanan yang berserat dan mengandung vitamin ya agar tidak mengalami panas lagi contohnya makan sayur-sayur hijau dan banyak minum air putih.
Ibu              : iya mbak, terimakasih.
Ahli gizi      : iya bu, sebelum saya tinggal ada yang ingin ditanyakan lagi?
Ibu              : tidak mbak
Ahli gizi      : baik bu, terimakasih atas waktunya kalau begitu saya permisi dulu, selamat malam.
Ibu              : iya mbak selamat malam.

KETERANGAN  

Perawat 1   : Denny Kurnianto
Perawat 2   : Anis Satri Zahra
Perawat 3   : Dede Rifa’at Safa’at
Ahli Gizi     : Yuni Lestari
Apoteker    : Ni Wayan Yeni Gunanti
Ibu              : Dahliani
Pasien         : Nurain Aprina Rahayu
Ayah           : Purnomo Bidu

MAKALAH AKTUAL KESEHATAN DARI SEGI ISLAM



MAKALAH AKTUAL KESEHATAN DARI SEGI ISLAM





Di SUSUN OLEH :
Nama : Miftach Nur Khoirriyah
Kelas    : A.13.1
NIM     : 16150035



YOGYAKARTA
2016


KATA PENGANTAR
 Segala Puji bagi Allah, Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan  rahmat dan karunia-Nya sehingga dengan izin dan ridha-Nya saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “KESEHATAN DARI SEGI ISLAM” dapat terselesaikan tepat pada waktu yang telah ditentukan.
 Selanjutnya saya ucapkan banyak terima kasih kepada :
1.      Allah S.W.T, yang telah memberikan kelancaran dalam pembuatan makalah ini.
2.      Orang Tua, yang telah memberikan dukungan  dan do’a sehingga saya dapat menyelesaikan dalam pembuatan makalah ini.
3.      Bapak/Ibu Dosen, yang telah banyak membantu mengarahkan dalam pembuatan makalah ini.
4.      Teman-teman semua yang telah memberikan masukan sehingga dapat menyempurnakan makalh ini.
5.      Dan beberapa pihak laiinya, yang telah membantu dalam menyelesaikan pembuatan makalah ini.
  Dalam penyusunan makalah ini, saya menyadari berbagai kelemahan, kekurangan dan keterbatasan yang ada, sehingga tetap terbuka kemungkinan terjadinya kekeliruan dan kekurangan disana sini dalam penulisan dan penyajian makalah ini. Oleh Karena itu, dengan tangan terbuka, seraya kasih, saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca dalam rangka penyempurnaan makalah ini.
Akhirnya, kepada Allah jualah saya menyerahkan diri dan memohon taufik hidayah-Nya, semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca. Amin.





Yogyakarta, 15 Oktober 2016

DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB 1
Pendahuluan
Latar Belakang
Rumusan Masalah
 Tujuan
BAB II
Isi dan Pembahasan
BAB III
Penutup
Kesimpulan
Saran















BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
 Islam menaruh perhatian yang besar terhadap dunia kesehatan. Kesehatan merupakan modal utama untuk bekerja, beribadah dan melaksanakan aktivitas lainnya. Ajaran Islam yang selalu menekankan agar setiap orang memakan makanan yang baik dan halal menunjukkan apresiasi Islam terhadap kesehatan, sebab makanan merupakan salah satu penentu sehat tidaknya seseorang. Sebagaimana Firman Allah yang terdapat dalam Q.S. Al Baqarah : 168 yang artinya :  “wahai sekalian manusia, makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi. Wahai orang-orang yang beriman, makanlah dari apa yang baik-baik yang Kami rezekikan kepadamu.” (Q.S.Al-Baqarah: 168)
 Anjuran Islam untuk bersih juga menunjukkan obsesi Islam untuk mewujudkan kesehatan masyarakat, sebab kebersihan pangkal kesehatan, dan kebersihan di pandang sebagai bagian dari iman. Itu sebabnya ajaran Islam sangat melarang pola hidup yang mengabaikan kebersihan, seperti buang kotoran dan sampah sembarangan, membuang sampah dan limbah di sungai atau sumur yang airnya tidak mengalir dan sejenisnya, dan Islam sangat menekankan Kesucian atau Al-thaharah, yaitu kebersihan atau kesucian lahir dan batin. Dengan hidup bersih, maka kesehatan akan semakin terjaga, sebab selain bersumber dari perut sendiri, penyakit sering kali berasal dari lingkungan yang kotor.

B.      Rumusan Masalah
a.      Apa hubungan agama dan kesehatan ?
b.      Apa manfaat agama dalam kesehatan ?
c. Bagaimana cara menjaga kesehatan dalam konteks islam ?

      C.  Tujuan
a.      Mengetahui hubungan agama dan kesehatan.
b.      Mengetahui manfaat agama dalam kesehatan.
c.      Mengetahui cara Menjaga Kesehatan Dalam Konteks Islam.
BAB II
Isi dan Pembahasan
A.      Kesehatan Menurut Konsepsi Islam
  Islam merupakan agama yang sangat sempurna, islam berbeda dengan agama yang datang sebelumnya. Islam datang sebagai agama untuk kepentingan duniawi dan ukhrawi secara menyeluruh. Tidak terbatas jalur hubungan antara hamba dengan Tuhannya (horisontal) saja tetapi Islam juga mengatur hubungan secara vertikal. Islam sangat memperhatikan kondisi kesehatan sehingga dalam Al Quran dan Hadits ditemui banyak referensi tentang sehat. Misalnya Hadits Bukhari yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, Rasulullah bersabda. “Dua nikmat yang sering tidak diperhatikan oleh kebanyakan manusia yaitu kesehatan dan waktu luang.”
Kosa kata “sehat wal afiat” dalam Bahasa Indonesia mengacu pada kondisi ragawi dan bagian-bagiannya yang terbebas dari virus penyakit. Sehat Wal Afiat ini dapat diartikan sebagai kesehatan pada segi fisik, segi mental maupun kesehatan masyarakat.
 Sesuai dengan Sunnah Nabi inilah maka umat Islam diajarkan untuk senantiasa mensyukuri nikmat kesehatan yang diberikan oleh Allah SWT. Bahkan bisa dikatakan Kesehatan adalah nikmat Allah SWT yang terbesar yang harus diterima manusia dengan rasa syukur. Bentuk syukur terhadap nikmat Allah karena telah diberi nikmat kesehatan adalah senantiasa menjaga kesehatan. Firman Allah dalam Al Quran, “Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih” (Surah Ibrahim [14]:7).
 Berdasarkan Hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Jabir dari Nabi SAW bersabda: Setiap penyakit pasti ada obatnya, apabila obatnya itu digunakan untuk mengobatinya, maka dapat memperoleh kesembuhan atas izin Allah SWT (HR. Muslim). Bahkan Allah SWT tidak akan menurunkan penyakit kecuali juga menurunkan obatnya, sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh  Abu Hurairah RA dari Nabi SAW bersabda: Allah SWT tidak menurunkan sakit, kecuali juga menurunkan obatnya (HR  Bukhari).
 Menurut Aswadi Syuhadak dari UIN Sunan Ampel Surabaya, indikasi sakit, sembuh dan sehat dalam bahasa Al-Qur’an, secara berurutan dapat didasarkan pada kata maradl, syifa’ dan salim. Kata maradl dan syifa’ secara berdampingan diungkapkan
(QS.al-Syu`ara’ [26/47]: 80 )                           يَشْفِينِ وَإِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ

  Apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan aku“.

Pada ayat ini tampak dengan jelas bahwa term sakit-maradl dikaitkan dengan manusia, sedangkan syifa’ maupun kesembuhan yang diberikan pada manusia adalah disandarkan pada Allah SWT. Kandungan makna demikian ini juga mengantarkan pada sebuah pemahaman bahwa setiap ada penyakit pasti ada obatnya, dan apabila obatnya itu sesuai penyakitnya akan memperoleh kesembuhan, dan kesembuhannya itu adalah atas izin dari Allah SWT.
 Kata salim, dapat dijadikan  rujukan bahwa makna kesehatan menunjukkan kebersihan dan kesucian dalam diri manusia, baik jasmani maupun ruhani, lahir maupun batin, baik tauhid rububiyah (insaniyah) maupun uluhiyah (ilahiyah) sejak dari awal kehidupan hingga di hari kebangkitan. Istilah kesehatan jasmani dalam kajian ini lebih difokuskan pada perilaku amal shalih dan bukan sekedar berorientasi pada bentuk jasadiyah, badaniyah maupun harta kekakayaan, tetapi sekali lagi bahwa kesehatan jasmani di sini lebih mengarah pada amal perbuatan yang didasarkan pada nilai-nilai ruhaniyah uluhiyah maupun rububiyyah.
 Kesehatan amaliyah inilah yang dapat bertahan hingga hari kebangkitan. Sedangkan kesehatan jasadiyah, badaniyah maupun ekonomi dapat dipahami sebagai raga, alat atau media yang dapat dimanfaatkan dalam mencapai kebersihan amal dengan melalui pertimbangan tauhid rububiyah maupun uluhiyah.
 Dalam konteks masyarakat muslim modern, masalah kesehatan telah menjadi urusan publik maka terkait dengan kebijakan negara. Upaya mewujudkan perilaku sehat warga masyarakat dalam perspektif kebijakan kesehatan antara lain: kebijakan penurunan angka kesakitan dan kematian dari berbagai sebab dan penyakit; kebijakan peningkatan status gizi masyarakat berkaitan dengan peningkatan status sosial ekonomi masyarakat; kebijakan peningkatan upaya kesehatan lingkungan terutama penyediaan sanitasi dasar yang dikembangkan dan dimanfaatkan oleh masyarakat untuk meningkatkan mutu lingkungan hidup; Kebijakan dalam mengatasi masalah kesehatan masyarakat melalui upaya peningkatan pencegahan, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan terutama untuk ibu dan anak; dan kebijakan peningkatan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat. Beberapa bahasan kesehatan masyarakat dakam perspektif islam akan dibahas dibagian selanjutnya.

B.       Hubungan Agama Dan Kesehatan Fisik
Secara teoritis ada dua kemungkinan pola hubungan antara agama dan kesehatan, yaitu
1.      Saling berlawanan
2.      Saling mendukung

1.       Pola Hubungan Saling Berlawanan.
Agama dan kesehatan potensial muncul sebagai dua bidang kehidupan yang saling berlawanan atau setidaknya tema kesehatan tersebut masih menjadi wacana prokontra.
Dalam batasan tertentu, hal ini menunjukkan bahwa apa yangdianjurkan dalam bidang kesehatan tidak selaras dengan apayang dianjurkan dalam agama
Misalnya mengenai terapi dengan urine, pengobatan dengan hal yang memabukkan atau pencegahan HIV/AIDS melalui kondom.
Dalam konteks ini, urine menurut ajaran islam adalah sesuatu hal yang najis. Oleh karena itu, terapi kesehatan dengan menggunakan urine sesungguhnya merupakan hal yang bertentangan. Begitu pula pengobatan dengan menggunakan barang atau benda-benda yang diharamkan misalnya alkohol.
Promosi tentang penggunaan kondom untuk menghindarkan diri dari sebaran HIV/AIDS merupakan suatu program yang memiliki irisan moral dengan Agama. Program ini dapat diapresiasikan oleh kalangan agama sebagai kebijakan yang membuka peluang perilaku pergaulan beba satau scrimplisit kebijakan itu seakan berbunyi “bolehkan free sex asalkan pakai kondom”

2.       Pola Hubungan  Mendukung.
 Agama dan ilmu pengetahuan kesehatan memiliki potensi salingmendukung. Orang yang akan melaksanakan ibadah haji membutuhkan peran tenagamedis untuk melakukan general check up supaya kegiatan ibadah hajidapat berjalan lancar.
 Tradisi puasa atau diet merupakan salah satu terapi yang telah diakui oleh kalangan medis dalam meningkatkan kesehatan. Itu ajaran agama sejatinya memiliki potensi untuk memberikan dukungan terhadap kesehatan.
 Kesehatan Mental dan Fisik Menurut Pandangan Islam
1.  Kesehatan mental
 Kesehatan mental merupakan terhindarnya seseorang dari keluhan dan gangguan mental baik neurosis maupun psikosis (penyesuaian diri terhadap lingkungan sosial). Islam sendiri menagajarkan yang tersebut dalam Al-Quran banyak dibicarakan tentang  penyakit jiwa.  Mereka  yang  lemah  iman dinilai oleh Al-Quran sebagai orang yang memiliki penyakit di dalam dadanya.
 Dari  hadis-hadis  Nabi  diperoleh  petunjuk,  bahwa  sebagian kompleks  kejiwaan  tercipta  pada  saat janin masih berada di perut ibu, atau bahkan  pada  saat  hubungan  seks  (pertemuan sperma  dan  ovum),  demikian  juga  ketika  bayi  masih dalam buaian.
Karena itu, Islam memerintahkan kepada para ibu dan bapak agar menciptakan  suasana tenang, dan mengamalkan ajaran agama pada saat bayi berada dalam  kandungan,  sebagaimana  memerintahkan kepada  para  orang-tua  untuk  memperlakukan anak-anak mereka secara wajar.
Seperti diungkapkan oleh beberapa pakar  ilmu  jiwa,  sebagian kompleks  kejiwaan yang diderita orang dewasa, dapat diketahui penyebab utamanya  pada  perlakuan  yang  diterimanya  sebelum dewasa.
 Dalam  Al-Quran  tidak  kurang sebelas kali disebut istilah fi qulubihim maradh, Kata qalb atau qulub dipahami dalam dua makna, yaitu akal  dan hati.  Sedang  kata  maradh  biasa diartikan sebagai penyakit. Secara rinci  pakar  bahasa  Ibnu  Faris  mendefinisikan  kata tersebut  sebagai  “segala  sesuatu yang mengakibatkan manusia melampaui batas keseimbangan/kewajaran  dan  mengantar  kepada terganggunya  fisik,  mental,  bahkan kepada tidak sempurnanya amal seseorang.”
 Terlampauinya batas kesimbangan tersebut dapat berbentuk gerak ke arah berlebihan, dan dapat pula ke arah kekurangan. Dari sini dapat dikatakan bahwa Al-Quran memperkenalkan adanya penyakit-penyakit yang menimpa hati dan yang menimpa akal.
Penyakit-penyakit akal yang mengarah pada bentuk berlebihan disebabkan oleh kelicikan, sedangkan kurangnya pendidikan merupakan penyebab dari kekurangan. Karena kurangnya pendidikan akan membawanya kea arah ketidaktahuan baik yang disadari maupun tidak. Seseorang   yang   tidak   tahu    serta    tidak    menyadari ketidaktahuannya pada  hakikatnya  menderita  penyakit  akal berganda. Penyakit akal berupa ketidaktahuan  mengantarkan  penderitanya pada keraguan dan kebimbangan.
 Penyakit-penyakit    kejiwaan    pun    beraneka   ragam   dan bertingkat-tingkat. Sikap angkuh,  benci,  dendam,  fanatisme, loba,  dan  kikir  yang  antara  lain disebabkan karena bentuk keberlebihan   seseorang.   Sedangkan   rasa   takut,   cemas, pesimisme,   rendah   diri   dan   lain-lain   adalah   karena kekurangannya.
 Yang akan memperoleh keberuntungan  di  hari  kemudian  adalah mereka  yang terbebas dari penyakit-penyakit tersebut, seperti bunyi firman Allah dalam surat Al-Syu’ara’ (26): 88-89:
Pada hari (akhirat) harta dan anak-anak tidak berguna (tetapi yang berguna tiada lain) kecuali yang datang kepada Allah dengan hati yang sehat.”
Islam mendorong manusia agar memiliki kalbu  yang  sehat  dari segala  macam  penyakit dengan jalan bertobat, dan mendekatkan diri kepada Tuhan, karena:
“Sesungguhnya dengan mengingat Allah jiwa akan memperoleh ketenangan” (QS Al-Ra’d [13]: 28).
2.      Ayat-ayat alquran yang menjelaskan kesehatan mental
 Di dalam Al-Qur’an sebagai dasar dan sumber ajaran islam banyak ditemui ayat-ayat yang berhubungan dengan ketenangan dan kebahagiaan jiwa sebagai hal yang prinsipil dalam kesehatan mental.
“Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus di antara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka al-kitab dan al-hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (keadaan nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata.” (Q.S. 3: 164)
 Diterangkan pula  bahwa Allah mensifati diriNya bahwa Dia-lah Tuhan Yang Maha Mengetahui dan Bijaksana yang dapat memberikan ketenangan jiwa ke dalam hati orang yang beriman dalam surat Al-Fath yang artinya:
Dia-lah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. “
Surat Yunus ayat 57
Artinya: Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit- penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.
Surat Al-Syu’ara [26]: 88-89
يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ(88) إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ(89)
“(Yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.”

3.      Kesehatan Fisik
 Kesehatan fisik merupakan suatu bentuk keserasian yang sempurna antara bermacam-macam fungsi jasmani disertai dengan kemampuan untuk menghadapi kesukaran-kesukaran yang biasa, yang terdapat dalam lingkungan, disamping secara positif merasa gesit, kuat dan semangat.
Majelis Ulama Indonesia (MUI), misalnya, dalam Musyawarah Nasional Ulama tahun 1983 merumuskan kesehatan sebagai “Ketahanan jasmaniah, ruhaniah, dan sosial yang dimiliki manusia, sebagai karunia Allah yang wajib disyukuri dengan mengamalkan (tuntunan-Nya), dan memelihara serta mengembangkannya.”
Memang banyak sekali tuntunan agama yang merujuk kepada ketiga jenis kesehatan itu. Dalam konteks kesehatan fisik, misalnya ditemukan sabda Nabi Muhammad saw.:
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash dia berkata bahwa Rasulullah saw telah bertanya (kepadaku): “Benarkah kamu selalu berpuasa di siang hari dan dan selalu berjaga di malam hari?” Aku pun menjawab: “ya (benar) ya Rasulullah.”Rasulullah saw pun lalu bersabda: “Jangan kau lakukan semua itu. Berpuasalah dan berbukalah kamu, berjagalah dan tidurlah kamu, sesungguhnya badanmu mempunyai hak atas dirimu, matamu mempunyai hak atas dirimu, dan isterimu pun mempunyai hak atas dirimu.” (Hadis Riwayat al-Bukhari dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash)
Demikian Nabi Saw. menegur beberapa sahabatnya yang bermaksud melampaui batas dalam beribadah, sehingga kebutuhan jasmaniahnya terabaikan dan kesehatannya terganggu. Pembicaraan literatur keagamaan tentang kesehatan fisik, dimulai dengan meletakkan prinsip: “Pencegahan lebih baik daripada pengobatan.”
 Karena itu dalam konteks kesehatan ditemukan sekian banyak petunjuk Kitab Suci dan Sunah Nabi saw. yang pada dasarnya mengarah pada upaya pencegahan.
Salah satu sifat manusia yang secara tegas dicintai Allah adalah orang yang menjaga kebersihan. Kebersihan dikaitkan dengan tobat (taubah) seperti firman Allah:
“Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah: “Haidh itu adalah kotoran”. Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haidh; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang taubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.” (QS al-Baqarah [2]: 222)

4.      Lingkungan Menurut Konsepsi Islam
 Melalui Kitab Suci Al-Quran, Allah telah memberikan informasi spiritual kepada manusia untuk bersikap ramah terhadap lingkungan. Informasi tersebut memberikan sinyalamen bahwa manusia harus selalu menjaga dan melestarikan lingkungan agar tidak menjadi rusak, tercemar bahkan menjadi punah, sebab apa yang Allah berikan kepada manusia semata-mata merupakan suatu amanah. Islam adalah agama yang mengajarkan kepada umatnya untuk bersikap ramah lngkungan. Sikap ramah lingkungan yang diajarkan oleh agama Islam kepada manusia dapat dirinci sebagai berikut :
1.     Agar manusia menjadi pelaku aktif dalam mengolah lingkungan serta melestarikannya
Di dalam al-Quran surat Ar Ruum ayat 9 Allaah swt berfirman : Dan apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi dan memperhatikan bagaimana akibat (yang diderita) oleh orang-orang sebelum mereka? orang-orang itu adalah lebih kuat dari mereka (sendiri) dan telah mengolah bumi (tanah) serta memakmurkannya lebih banyak dari apa yang telah mereka makmurkan. Dan telah datang kepada mereka rasul-rasul mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata. Maka Allah sekali-kali tidak berlaku zalim kepada mereka, akan tetapi merekalah yang berlaku zalim kepada diri sendiri.
 Pesan yang disampaikan dalam surat Ar Ruum ayat 9 di atas menggambarkan agar manusia tidak mengeksploitasi sumber daya alam secara berlebihan yang dikhawatirkan terjadinya kerusakan serta kepunahan sumber daya alam, sehingga tidak memberikan sisa sedikitpun untuk generasi mendatang. Untuk itu Islam mewajibkan agar manusia menjadi pelaku aktif dalam mengolah lingkungan serta melestarikannya.Mengolah serta melestarikan lingkungan tercermin secara sederhana dari tempat tinggal (rumah) seorang muslim. Rasulullah SAW menegaskan dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Thabrani :Dari Abu Hurairah : jagalah kebersihan dengan segala usaha yang mampu kamu lakukan. Sesungguhnya Allah menegakkan Islam di atas prinsip kebersihan. Dan tidak akan masuk syurga, kecuali orang-orang yang bersih. (HR. Thabrani). Dari Hadits di atas memberikan pengertian bahwa manusia tidak boleh kikir untuk membiayai diri dan lingkungan secara wajar untuk menjaga kebersihan agar kesehatan diri dan keluarga/masyarakat kita terpelihara.Demikian pula, mengusahakan penghijauan di sekitar tempat tinggal dengan menanamkan pepohonan yang bermanfaat untuk kepentingan ekonomi dan kesehatan, disamping juga dapat memelihara peredaran udara yang kita hisap agar selalu bersih, bebas dari pencemaran.Dalam sebuah Hadits disebutkan :Tiga hal yang menjernihkan pandangan, yaitu menyaksikan pandangan pada yang hijau lagi asri, dan pada air yang mengalir serta pada wajah yang rupawan (HR. Ahmad)

2.     Agar manusia tidak berbuat kerusakan terhadap lingkungan
 Di dalam surat Ar Ruum ayat 41 Allah SWT memperingatkan bahwa terjadinya kerusakan di darat dan di laut akibat ulah manusia. Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).
Serta surat Al Qashash ayat 77 menjelaskan sebagai berikut :Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. Kedua Firman Allah SWT ini menekankan agar manusia berlaku ramah terhadap lingkungan (environmental friendly) dan tidak berbuat kerusakan di muka bumi ini.
Dalam Hadits lain yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, bahwa Nabi pernah bersabda :Hati-hatilah terhadap dua macam kutukan; sahabat yang mendengar bertanya : Apakah dua hal itu ya Rasulullah ? Nabi menjawab : yaitu orang yang membuang hajat ditengah jalan atau di tempat orang yang berteduh. Di dalam Hadits lainnya ditambah dengan membuang hajat di tempat sumber air. Dari keterangan di atas, jelaslah aturan-aturan agama Islam yang menganjurkan untuk menjaga kebersihan dan lingkungan. Semua larangan tersebut dimaksudkan untuk mencegah agar tidak mencelakakan orang lain, sehingga terhindar dari musibah yang menimpahnya.Islam memberikan panduan yang cukup jelas bahwa sumber daya alam merupakan daya dukung bagi kehidupan manusia, sebab fakta spritual menunjukkan bahwa terjadinya bencana alam seperti banjir, longsor, serta bencana alam lainnya lebih banyak didominasi oleh aktifitas manusia. Allah SWT Telah memberikan fasilitas daya dukung lingkungan bagi kehidupan manusia.

3.     Agar manusia selalu membiasakan diri bersikap ramah terhadap lingkungan
Di dalam Surat Huud ayat 117, Allah SWT berfirman : Artinya : Dan Tuhanmu sekali-kali tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zalim, sedang penduduknya orang-orang yang berbuat kebaikan. Spritual yang terjadi selama ini membuktikan bahwa Surat Huud ayat 117 benar-benar terbukti. Perhatikan bencana alam banjir di Jakarta, tanah longsor yang di daerah-daerah di Jawa Tengah, tumpukan sampah dimana-mana, polusi udara yang tidak terkendali, serta bencana alam di daerah atau di negara lain membuktikan bahwa Allah tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zalim, melainkan penduduknya terdiri dari orang-orang yang tidak berbuat kebaikan terhadap lingkungan.
 Dalam suatu kisah diriwayatkan, ada seorang penghuni surga. Ketika ditanyakan kepadanya perbuatan apakah yang dilakukannya ketika di dunia hingga ia menjadi penghuni surga?. Dia menjawab bahwa selagi di dunia, ia pernah menanam sebuah pohon. Dengan sabar dan tulus, pohon itu dipeliharanya hingga tumbuh subur dan besar. Menyadari akan keadaannya yang miskin ia teringat bunyi sebuah hadits Nabi, Tidak seorang muslim yang menanam tanaman atau menyemaikan tumbuh-tumbuhan, kemudian buah atau hasilnya dimakan manusia atau burung, melainkan yang demikian itu adalah shodaqoh baginya. Didorong keinginan untuk bersedekah, maka ia biarkan orang berteduh di bawahnya, dan diikhlaskannya manusia dan burung memakan buahnya. Sampai ia meninggal pohon itu masih berdiri hingga setiap orang (musafir) yang lewat dapat istirahat berteduh dan memetik buahnya untuk dimakan atau sebagai bekal perjalanan. Burung pun ikut menikmatinya.
 Riwayat tersebut memberikan nilai yang sangat berharga sebagai bahan kontemplasi, artinya dengan adanya kepedulian terhadap lingkungan memberikan dua pahala sekaligus, yakni pahala surga dunia berupa hidup bahagia dan sejahtera dalam lingkungan yang bersih, indah dan hijau, dan pahala surga akhirat kelak di kemudian hari.Untuk mendapatkan dua pahala tersebut seorang manusia harus peduli terhadap lingkungan, apalagi manusia telah diangkat oleh Allah sebagai khalifah. Hal ini dapat dilihat pada surat Al-Baqarah ayat 30 berikut : Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi. Kekhalifahan menuntut manusia untuk memelihara, membimbing dan mengarahkan segala sesuatu agar mencapai maksud dan tujuan penciptaanNya.
 Al-Quran tidak mengenal istilah penaklukan alam karena secara tegas Al-Quran menyatakan bahwa yang menaklukan alam untuk manusia adalah Allah. Secara tegas pula seorang muslim diajarkan untuk mengakui bahwa ia tidak mempunyai kekuasaan untuk menundukkan sesuatu kecuali dengan penundukan Allah.
C.      Manfaat Agama Dalam Kesehatan
 Agama sangat berperan penting dalam bidang kesehatan. Berbagai macam manfaat agama dalam kesehatan, diantaranya yaitu:
1.      Puasa
 Puasa adalah sebuah ujian bagi semua umat muslim, di dalamnya terkandung banyak pelajaran yang bisa kita ambil. Puasa tidak saja merupakan sebuah kewajiban yang mengharuskan kita menahan dari waktu imsak hingga maghrib, tetapi tentu ada manfaat lain yang bisa anda dapat dalam  menjalan ibadah puasa, Beberapa hal yang bisa anda dapatkan dalam berpuasa adalah:
a. Puasa dapat menurunkan berat badan anda. Dengan puasa tentu saja kita tidak akan makan dan minum selama hampir 12 jam. Dalam waktu itu, tentu saja tidak ada pasokan energi yang masuk dalam diri kita dan tentunya pasti kita akan merasakan lapar dan dahaga. Kemudian, jika hal ini terjadi, pasti tubuh kita akan mencari sumber energi lain berupa lemak dalam diri kita. Hal inilah yang menyebabkan berat badan tubuh kita turun sekitar 4-5 kg selama bulan ramadhan. Puasa juga merupakan sarana yang baik bagi anda yang memiliki masalah dengan berat badan, tetapi belum dapat menemukan cara yang tepat.
b. Puasa dapat meningkatkan daya tahan tubuh. Pada saat kita berpuasa beberapa organ dalam tubuh kita dapat beristirahat sehingga metabolisme dalam tubuh pun tidak seaktif di bulan yang lain. Hal ini tentu saja menambah daya tahan sistem imun kita karena puasa akan mengurangi produksi senyawa oksigen yang bersifat racun yang dapat membahayakan tubuh danmembuangnya.
c.  Puasa dapat mencegah diri dari stroke.Hal ini terjadi karena puasa dapat memperbaiki kadar kolesterol darah. Beberapa penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa puasa dapat meningkatkan HDL (high density lipoprotein atau kolestrol baik) dan menurunkan lemak trigliserol (pembentuk kolesterol LDL -low density lipoprotein- yang merusak kesehatan atau kolestrol jahat) sehingga memiliki peluang yang lebih kecil untuk terkena stroke.
d. Puasa dapat menjaga Kadar Gula Dalam Darah. Puasa sangatlah bagus untuk menurunkan kadar gula dalam darah. Mengapa? Karena dengan berpuasa, kita mengistirahatkan kelenjar pankreas. Kelenjar pankreas berfungsi dalam pengaturan insulin. Hal inilah mengapa puasa sering digunakan sebagai obat mujarab menghalau penyakit akibat seperti diabetes yang diakibatkan kadar gula dalam darah.
e. Puasa dapat mengistirahatkan alat pencernaan. Dengan berpuasa maka kita tentu tidak makan dan minum sehingga apa alat pencernaan kita bisa istirahat sehingga dapat mengurangi penyakit pencernaan seperi kanker usus atau sakit lambung.
2.      Wudhu
  Manfaat secara umum
 Kulit merupakan organ yang terbesar tubuh kita yang fungsi utamanya membungkus tubuh serta melindungi tubuh dari berbagai ancaman kuman, racun, radiasi juga mengatur suhu tubuh, fungsi ekskresi ( tempat pembuangan zat-zat yang tak berguna melalui pori-pori ) dan media komunikasi antar sel syaraf untuk rangsang nyeri, panas, sentuhan secara tekanan.
Begitu besar fungsi kulit maka kestabilannya ditentukan oleh pH (derajat keasaman) dan kelembaban.
 Bersuci merupakan salah satu  metode menjaga kestabilan tersebut  khususnya kelembaban kulit. Kalau kulit sering kering akan sangat berbahaya bagi kesehatan kulit terutama mudah terinfeksi kuman. Dengan bersuci berarti terjadinya proses peremajaan dan pencucian kulit, selaput lendir, dan juga lubang-lubang tubuh yang berhubungan dengan dunia luar (pori kulit, rongga mulut, hidung, telinga). Seperti kita ketahui kulit merupakan tempat berkembangnya banya kuman dan flora normal, diantaranya Staphylococcus epidermis, Staphylococcus aureus, Streptococcus pyogenes, Mycobacterium sp (penyakit TBC kulit). Begitu juga dengan rongga hidung terdapat kuman Streptococcus pneumonia (penyakit pneumoni paru), Neisseria sp, Hemophilus sp.
Seorang ahli bedah diwajibkan membasuh kedua belah tangan setiap kali melakukan operasi sebagai proses sterilisasi dari kuman. Cara ini baru dikenal abad ke-20,sebagaimana kita tahu jepang membutuhkan 100 tahun untuk membiasakan cuci tangan, padahal umat Islam sudah membudayakan sejak abad ke-14 yang lalu.

b. Keutamaan Berkumur –kumur
 Berkumur –kumur berarti  membersihkan  rongga mulut dari penularan penyakit. Sisa makanan sering mengendap atau tersangkut di antara sela gigi yang jika tidak dibersihkan ( dengan berkumur-kumur atau menggosok gigi) akhirnya akan menjadi mediasi pertumbuhan kuman. Dengan berkumur-kumur secara benar dan dilakukan lima kali sehari berarti tanpa kita sadari dapat mencegah dari infeksi gigi dan mulut.
 Penelitian modern membuktikan bahwa berkumur dapat menjaga mulut dan tenggorokan dari radang dan menjaga gusi dari luka. Berkumur juga dapat menjaga dan membersihkan gigi dengan menghilangkan sisa-sisa makanan yang terdapat di sela-sela gigi setelah makan. Manfaat berkumur lainnya yg juga penting adalah menguatkan sebagian otot-otot wajah dan menjaga kesegarannya. Berkumur merupakan latihan penting yang diakui oleh pakar dalam bidang olahraga, karena berkumur jika dilakukan dengan menggerakkan otot-otot wajah dengan baik dapat menjadikan jiwa seseorang tenang.

c. Istinsyaq
 Istinsyaq berarti menghirup air dengan lubang hidung, melalui rongga hidung sampai ke tenggorokan bagian hidung (nasofaring). Fungsinya untuk mensucikan selaput dan lendir hidung yang tercemar oleh udara kotor dan juga kuman.Selama ini kita ketahui selaput dan lendir hidung merupakan basis pertahanan pertama pernapasan. Dengan istinsyaq mudah-mudahan kuman infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dapat dicegah.
 Penelitian ilmu modern yang dilakukan oleh tim kedokteran Universitas Aleksandria membuktikan bahwa kebanyakan orang yg berwudhu secara kontinyu, maka hidung mereka bersih dan bebas dari debu, bakteri dan mikroba. Tidak diragukan lagi bahwa lubang hidung merupakan tempat yg rentan dihinggapi mikroba dan virus, tetapi dengan membasuh hidung secara kontinyu den melakukan istinsyaq (memasukan dan mengeluarkan air ke dan dari hidung di saat berwudhu), maka lubang hidung menjadi bersih dan terbebas dari radang dan bakteri, dan ini mencerminkan kesehatan tubuh secara keseluruhan. Proses ini dapat menjaga manusia akan bahaya pemindahan mikroba dari hidung ke anggota tubuh yg lain
d. Membasuh Wajah dan Kedua Telapak Tangan
 Membasuh wajah dan kedua telapak tangan sampai ke siku memiliki manfaat yang sangat besar dalam menghilangkan debu dan mikroba, lebih dari membasuh hidung. Membasuh wajah dan kedua telapak tangan sanpai ke siku juga daat menghilangkan keringat dan permukaan kulit dan membersihkan kulit dari lemak yg dipartisi oleh kelenjar kulit, dan ini biasanya menjadi tempat yg ideal untuk berkembang biaknya bakteri.
Begitu pula dengan pembersihan telinga sampai dengan pensucian kaki beserta telapak kaki yang tak kalah pentingnya untuk mencegah berbagai infeksi cacing yang masih menjadi masalah terbesar di negara kita
e. Membasuh Kedua Telapak Kaki
Membasuh kedua telapak kaki dengan memijat secara baik danpat mendatangkan perasaan tenang dan nyaman, karena telapak kaki merupakan cerminan seluruh perangkat tubuh. Orang yang berwudhu seakan-akan memijat seluruh tubuhnya satu-persatu, padahal ia hanya membasuh kedua telapak kakinya dengan air dan memijatnya dengan baik. Ini merupakan salah satu rahasia timbulnya perasaan tenang dan nyaman yang dirasakan oleh seorang muslim setelah berwudhu
3.      Shalat
 setiap gerakan-gerakan shalat mempunyai arti khusus bagi kesehatan dan punya pengaruh pada bagian-bagian tubuh seperti kaki, ruas tulang punggung, otak, lambung, rongga dada, pangkal paha, leher, dll. Berikut adalah ringkasan yang bermanfaat untuk mengetahui tentang daya penyembuhan di balik pelaksanaan sholat sebagai aktivitas spiritual.
1. Berdiri tegak dalam sholat.
Gerakan-gerakan sholat bila dilakukan dengan benar, selain menjadi latihan yang menyehatkan juga mampu mencegah dan meyembuhkan berbagai macam  penyakit. Hembing menemukan bahwa berdiri tegak pada waktu sholat membuat seluruh saraf menjadi satu titik pusat pada otak, jantung, paru-paru, pinggang, dan tulang pungggung lurus dan bekerja secara normal, kedua kaki yang tegak lurus pada posisi aku puntur, sangat bermanfaat bagi kesehatan seluruh tubuh.
2. Rukuk
 Rukuk juga sangat baik untuk menghindari penyakit yang menyerang ruas tulang belakang yang terdiri dari tulang punggung, tulang leher, tulang pinggang dan ruas tulang tungging. Dengan melakukan rukuk, kita telah menarik, menggerakan dan mengendurkan saraf-saraf yang berada di otak, punggung dan lain-lain. Bayangkan bila kita menjalankan sholat lima waktu yang berjumlah 17 rakaat sehari semalam. Kalau rakaat kita rukuk satu kali, berarti kita melakukan gerakan ini sebanyak 17 kali.
3. Sujud
Belum lagi gerakan sujud yang setiap rakaat dua kali hingga junlahnya sehari 34 kali. Bersujud dengan meletakan jari-jari tangan di depan lutut membuat semua otot berkontraksi. Gerakan ini bukan saja membuat otot-otot itu akan menjadi besar dan kuat, tetapi juga membuat pembuluh darah dan urat-urat getah bening terpijat dan terurut. Posisi sujud ini juga sangat membantu kerja jantung dan menghindari mengerutnya dinding-dinding pembuluh darah.
4. Duduk tasyahud
Duduk tasyahud akhir atau  tawaruk adalah salah satu anugerah Allah yang patut kita syukuri, karena sikap itu merupakan penyembuhan penyakit tanpa obat dan tanpa operasi. Posisi duduk dengan mengangkat kaki kanan dan menghadap jari-jari ke arah kiblat ini, secara otomatis memijat pusat-pusat daerah otak, ruas tulang punggung teratas, mata, otot-otot bahu, dan banyak lagi terdapat pada ujung kaki. Untuk laki-laki sikap duduk ini luar biasa manfaatnya, terutama untuk kesehatan dan kekuatan organ seks.
5.   Salam
 Bahkan, gerakan salam akhir, berpaling ke kanan dan ke kiri pun, menurut penelitian Hembing punya manfaat besar karena gerakan ini sangat bermanfaat membantu menguatkan otot-otot leher dan kepala. Setiap mukmin pasti bisa merasakan itu, bila ia menjalankan sholat dengan benar. Tubuh akan terasa lebih segar, sendi-sendi dan otot akan terasa lebih kendur, dan otak juga mempu kembali berfikir dengan terang. Hanya saja, manfaat itu ada yang bisa merasakannya dengan sadar, ada juga yang tak disadari. Tapi harus diingat, sholat adalah ibadah agama bukan olahraga.





BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Dalam Islam seseorang dikatakan sehat jika memenuhi tiga unsur yaitu sehat jasmani, sehat rohani dan sehat sosial
2. Beberapa tokoh muslim dalam ilmu kesehatan adalah Hunain Ibnu Ishaq, Abu Bakar Muhammad ibnu Zakaria Ar Razi, Ibnu Sina, Abu Mawar Abdul Malik ibnu Abil ‘Ala Ibnu Zuhur
3. Menjaga Kesehatan fisik  dengan pola hidup sehat dan olah raga yang teratur, Menjaga kesehatan rohani dengan senantiasa mengingat Allah, menjalankan perintah dan menjauhi segala laranganya sehingga kita mempunyai jiwa yang sehat ( Qolbun Salim ). Menjaga kesehatan sosial dengan selalu menjaga hubungan baik dengan masyarakat dan lingkungan sekitar sehingga mendatangkan muamalah (saling menguntungkan )
Saran
 Mengingat didalam Islam sangat memprioritaskan kesehatan baik secara jasmani, rohani dan sosial, maka hendaknya kita sebagai umat muslim selalu menjaga pola hidup dan berolahraga, menjaga lingkungan,  senantiasa mendekatkan diri kepada Allah dan bersosialisasi dengan masyarakat.











DAFTAR PUSTAKA

Q.S Al Baqarah : 168
Mufid, Ahmad Syafi’i. dkk. 2000. Pendidikan Agama Islam Edisi 2.Jakarta: Yudhistira
http.www//cara_sehat_islami.com  Download tgl 30 Nov 2011, jam 14.00 Wita
Nata, Abudin. 2004. Perspektif Islam Tentang Pendidikan Kedokteran Paradigma Sehat
Al-jauiziyah, Ibn Al-qayim.1999. Terapi Penyakit Dengan Alqur’an dan As-sunah. Jakarta: Pustaka Amani
Q.S. Al-Ra’d : 28
Sakit dalam Islam,Etika Kedokteran Islam Dan Kewajiban Daftar Muslim Terhadap Penderita Penyakit. Jakarta: UIN
Lomenta, Benjamin. 1989. Buku Panduan Pelayanan Kesehatan. Bandung : EGC