BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Informed Choice
pengertian informed choice adalah membuat pilihan
setelah mendapatkan penjelasan tentang alternatif asuhan yang akan dialaminya.
Menurut kode etik internasional bidan yang dinyatakan oleh ICM tahun 1993 bahwa
bidan harus menghormati hak wanita setelah mendapatkan penjelasan dan mendorong
wanita untuk menerima tanggung jawab terhadap hasil dari pilihannya. Definisi
informasi dalam konteks ini adalah meliputi: informasi yang lengkap sudah
diberikan dan dipahami ibu, tentang pemahaman resiko, manfaat, keuntungan, dan
kemungkinan hasil dari tiap pilihannya. Hak dan keinginan wanita harus
dihormati, tujuannya adalah untuk mendorong wanita memilih asuhannya.
Dari riwayat yang sudah lama berlangsung, petugas
kesehatan termasuk bidan sungkan baik untuk membagikan informasi maupun membuat
keputusan bersama dengan klien. Ini bertentangan dengan aspek hukum dan untuk
sikap profesionalisme yang wajib dan bersusah payah untuk menjelaskan kepada
klien semua kemungkinan pilihan tindakan dan hasil yang diharapkan dari setiap
pilihannya.
Di negara manapun ada hambatan dalam memberdayakan
wanita mengenai pelaksanaan informed choice ini, misalnya sangat kurang
informasi yang diperoleh ketika wanita mulai hamil dan ada prasangka bahwa
wanita sendiri enggan menggambil tanggung jawab untuk membuat keputusan yang
sulit dalam kehamilan maupun persalinan. Dari hasil penelitian yang pernah
dilakukan menunjukan bahwa wanita ingin membuat pilihan kalau diberikan
informasi yang cukup dan justru para bidan yang enggan memberikan informasi
yang lengkap agar wanita dapat membuat keputusan. Wanita dengan pendidikan
tinggi dapat membuat pilihan karena banyak membaca atau mempunyai bekal untuk
membuat keputusan, tetapi untuk sebagian besar masih sulit karena berbagai
alasan, misalnya alasan social ekonomi, kurangnya pendidikan dan pemahaman
masalah kesehatan, kesulitan bahasa dan pemahaman system kesehatan yang
tersedia.
Sebagai seorang bidan dalam memberikan inform choise
kepada klien harus:
Memperlakukan klien dengan baik.
Berinteraksi dengan nyaman
Memberikan informasi obyektif, mudah dimengerti dan
diingat serta tidak berlebihan.
Membantu klien mengenali kebutuhannya dan membuat
pilihan yang sesuai dengan kondisinya.
C. Rekomendasi yang Dianjurkan untuk Bidan
1. Bidan
harus terus meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya dalam berbagai aspek
agar dapat membuat keputusan klinisdan secara teoritis agar dapat memberikan
pelayanan yang aman dan memuaskan kliennya.
2. Bidan
wajib memberikan informasi secara rinci dan jujur dalam bentuk yang dapat
dimengerti oleh si wanita dengan menggunakan media alternative dan penterjemah
kalau perlu, begitu juga tatap muka langsung.
3. Bidan
dan petugas kesehatan lain perlu belajar untuk membantu wanita melatih diri
dalam menggunakan haknya dan menerima tanggung jawab untuk keputusan yang
mereka ambil sendiri. Ini tidak hanya dapat diterima secara etika tetapi juga
melegakan para profesional kesehatan. Memberikan jaminan bahwa para petugas
kesehatan sudah memberikan asuhan yang terbaik dan memastikan bahwa wanita itu
sudah diberikan informasi yang lengkap tentang implikasi dari keputusan mereka
dan mereka telah memenuhi tanggung jawab moral mereka.
4. Dengan
memfokuskan asuhan yang berpusat pada wanita dan berdasarkan fakta, diharapkan
bahwa konflik dapat ditekan serendah mungkin.
5. Tidak
perlu takut akan konflik tetapi menganggapnya sebagai suatu kesempatan untuk
saling memberi dan mungkin suatu penilaian ulang yang objektif, bermitra dengan
wanita dari system asuhan dan suatu tekanan positif terhadap perubahan.
D. Bentuk Pilihan yang Ada dalam Asuhan
Kebidanan
Ada beberapa jenis pelayanan kebidanan yang dapat
dipilih oleh pasien, antara lain:
1. Gaya
bentuk pemeriksaan ANC dan pemeriksaan laboratorium atau screening antenatal.
2. Tempat
melahirkan
3. Masuk
kamar bersalin pada tahap awal persalinan
4.
Pendampingan waktu melahirkan
5. Klisma
dan cukur daerah pubis
6. Metoda
monitor denyut jantung janin
7.
Percepatan persalinan atau augmentasi
8. Diet
selama proses persalinan
9.
Mobilisasi selama proses persalinan
10. Pemakaian
obat penghilang rasa sakit
11. Pemecahan
ketuban
12. Posisi
ketika melahirkan
13.
Episiotomi
14. Penolong
persalinan
15.
Keterlibatan suami waktu bersalin/kelahiran.
16.
Pemotongan tali pusat
17. Metode
kontrasepsi
DAFTAR
PUSTAKA
´ Octa,
Dwienda dan Juliarti, widya. 2014. Prinsip Etika dan Moralitas dalam Pelayanan
Kebidanan. Yogyakarta: Deepublish
Tidak ada komentar:
Posting Komentar