MAKALAH
SISTEM INTEGUMEN
Untuk
Memenuhi Tugas Mata Kuliah Anatomi Fisiologi
Dosen
Pengampu Ibu Vio Nita, S.ST.M.Kes
Disusun Oleh
:
Khevi Henoek
( 16150001 )
Ratni O.I.M. Keretana
( 16150006 )
Gita Purnamasari
( 16150009 )
Julianti
( 16150012 )
Silvianur Sukmawati ( 16150013 )
Rina Setiawaty ( 16150015 )
Reviani R. Syah Putri
( 16150023 )
Ratmiati
( 16150025 )
Ida Ulfa Rifai
( 16150028 )
Miftach Nur Khoirriyah
( 16150035 )
Eva Erfiyana
( 16150044 )
Mirna Sela ( 16150142 )
Widia Amelia
( 16150145 )
Universitas
Respati Yogyakarta
Fakultas
Ilmu Kesehatan
Program
Studi DIII-KEBIDANAN
TA.2016/2017
KATA PENGANTANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini dapat tersusun hingga
selesai.Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari
pihak yang telah berkontribuusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.
Terlepas dari semua itu, kami
menyadarisepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah
ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, untuk itu
saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan untuk
penyempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR...................................................................................................... 1
DAFTAR ISI .................................................................................................................... 2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................................... 3
B. Rumusan
Masalah........................................................................................................... 3
C. Tujuan............................................................................................................................. 3
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Integumen..................................................................................................... 4-8
B.
Anatomi dan Fisiologi Sistem Integumen...................................................................... 8-11
C. Fisiologi Sistem Integumen............................................................................................. 11-12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................................................................... 13
DAFTAR
PUSTAKA....................................................................................................... 14
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Seluruh tubuh manusia bagian
terluar terbungkus oleh suatu sistem yang disebut sebagai sistem integumen. Sistem integumen adalah sistem organ yang
membedakan, memisahkan, melindungi, dan menginformasika hewan terhadap
lingkungan sekitarnya. Sistem ini seringkali merupakan bagian sistem organ yang
terbesar yang mencakup kulit, rambut, bulu, sisik, kuku, kelenjar keringat dan
produknya (keringat atau lendir). Kata ini berasal dari bahasa Latin
“integumentum”, yang berarti “penutup”.
Secara ilmiah kulit adalah lapisan terluar yang terdapat diluar jaringan yang
terdapat pada bagian luar yang menutupi dan melindungi permukaan tubuh, kulit
merupakan organ yang paling luas permukaan yang membungkus seluruh bagian luar
tubuh sehingga kulit sebagai pelindung tubuh terhadap bahaya bahan kimia.Sistem
integumen adalah garis pertama pertahanan tubuh terhadap bakteri, virus, dan
mikroba lainnya.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa itu
sistem integumen ?
2. Apa
saja yang termasuk dalam sistem integumen ?
C.
Tujuan
1. Untuk memahami
sistem integumen
2. Untuk memahami
dan mengetahui apa saja yang termasuk dalam sistem integumen
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian
Sistem Integumen
Kata
ini berasal dari bahasa latin ”integumentum”, yang berarti “penutup”. Sistem
integumen adalah sistem organ yang membedakan, memisahkan, melindungi, dan
menginformasikan atau sistem pelindung yang melapisi tubuh dan terdiri atas
kuku, rambut, kulit beserta unsur yang terkait seperti kelenjar minyak dan
keringat.
Sistem
integumen mampu memperbaiki sendiri apabila terjadi kerusakan yang tidak
terlalu parah (self-repairing) dan mekanisme pertahanan tubuh pertama (
pembatas antara lingkungan luar tubuh dengan dalam tubuh).
B.
Anatomi dan Fisiologi Sistem Integumen
Lapisan
kulit dan bagian-bagian pelengkap kulit terbagi menjadi tiga lapisan:
1. Epidermis

Epidermis
merupakan bagian kulit paling luar. Ketebalan epidermis berbeda-beda pada
berbagai bagian tubuh, yang paling tebal berukuran 1 mm misalnya pada telapak
tangan dan telapak kaki, dan yang paling tipis berukuran 0,1 mm terdapat pada
kelopak mata, pipi, dahi dan perut. Sel-sel epidermis disebut keratinosit.
Epidermis melekat erat pada dermis karena secara fungsional epidermis
memperoleh zat-zat makanan dan cairan antar sel dari plasma yang merembes
melalui dinding-dinding kapiler dermis ke dalam epidermis.
Pada
epidermis di bedakan atas lima lapisan kulit, yaitu:

·
Lapisan tanduk (stratum corneum)
Merupakan lapisan
epidermis yang paling atas, dan menutupi semua lapisan epidermis lebih kedalam.
Lapisan tanduk terdiri atas beberapa lapis sel pipih, tidak memiliki inti,
tidak mengalami proses metabolisme, dan tidak berwarna dan sangat sedikit
mengandung air.
Pada telapak tangan dan
telapak kaki jumlah baris keratinosit jauh lebih banyak, karena di bagian ini
lapisan tanduk jauh lebih tebal. Lapisan tanduk ini sebagian besar terdiri atas
keratin yaitu sejenis protein yang tidak larut dalam air dan sangat resisten
terhadap bahan-bahan kimia. Lapisan ini dikenal dengan lapisan horny, terdiri
dari milyaran sel pipih yang mudah terlepas dan di ganti oleh sel yang baru
setiap empat minggu, karena usia setiap sel biasanya hanya 28 hari.
Pada saat terlepas,
kondisi kulit akan terasa sedikit kasar sampai muncul lapisan baru.
Proses pembaharuan
lapisan tanduk, terus berlangsung sepanjang hidup, menjadi kulit ari memiliki
sel repairing capacity atau kemampuan memperbaiki diri.
Bertambahnya usia dapat
menyebabkan proses karatinisasi berjalan lebih lambat. Ketika usia mencapai
sekitar 60 tahunan, proses keratinisasi, membutuhkan waktu sekitar 45-50 hari,
akibatnya lapisan tanduk yang sudah menjadi lebih kasar, lebih kering, lebih tebal,
timbul bercak-bercak putih karena melanosit lambat bekerja dan penyebaran
melanin tidak lagi merata serta tidak lagi cepat digantikan lapisan tanduk
baru. Daya elatisitas kulit pada lapisan ini sangat kecil, dan lapisan ini
sangat efektif untuk mencegah terjadinya penguapan air dari lapis-lapis kulit
lebih dalam sehingga mampu memelihara tonus dan turgor kulit, tetapi laisan
tanduk memiliki daya serap air ang cukup besar.
·
Lapisan bening (stratum lucidum)
Disebut juga lapisan
barrier, terletak tepat dibawah lapisan tanduk, dan dianggap sebagai penyambung
lapisan tanduk dengan lapisan berbutir. Lapisan bening terdiri dari plotoplasma
sel_sel jernih yang kecil-kecil, tipis dan bersifat translusen sehingga dapat
dilewati sinar (tembus cahaya). Lapisan ini sangat tampak jelas pada telapak
tangan dan telapak kaki. Proses keratinisasi bermula dari lapisan bening.
·
Lapisan berbutir (stratum granulosum)
Tersusun oleh sel-sel
keratinosis berbentuk kumparan yang mengandung butir-butir di dalam
protoplasmanya, berbutir kasar dan berinti mengkerut. Lapisan ini tampak paling
jelas ada kulit telapak tangan dan telapak kaki.
·
Lapisan bertaju(stratum sipinosum)
Di sebut juga lapisan
malphigi, terdiri atas sel-sel yang saling berhubungan dengan perantaraan jembatan-jembatan
protoplasma berbentuk kubus. Jika sel-sel lapisan saling berlepasan, maka
seakan-akan selnya bertaju. Setiap sel berisi pilamen-pilamen kecil yang
terdiri atas serabut protein. Sel-sel pada lapisan taju normal, tersusun
menjadi beberapa baris.
Bentuk sel berkisar
antara bulat ke bersudut banyak (polygonal), dan makin kearah permukaan kulit
makin besar ukurannya. Diantara sel-sel taju terdapat celah antar sel halus
yang berguna untuk peredaran cairan jaringan ekstraseluler dan pengantar butir-butir
melanin. Sel-sel dibagian lapisan taju yang lebih dalam, banyak yang berada
dalam salah satu tahap mitosis. Kesatuan-kesatuan lapisan taju mempunyai
susunan kimiawi yang khas; inti-inti sel dalam bagian basal lapis taju
mengandung kolestrol dan asam amino.
·
Lapisan benih (stratum germinativum atau
stratum basale)
Merupakan lapisan
terbawah epidermis, dibentuk oleh satu baris sel torak (silinder) dengan
kedudukan tegak lurus terhadap permukaan dermis. Alas sel-sel torak ini
bergerigi dan bersatu dengan lamina
basalis dibawahnya. Lamina basalis yaitu struktur halus yang membatasi
epidermis dengan dermis. Pengaruh lamina basalis cukup besar terhadap
pengaturan metabolisme demo-epidermal dan fungsi-fungsi fital kulit. Didalam
lapisan ini sel-sel epidermis bertambah banyak melalui metosis dan sel-sel tadi
bergeser kelapisan lapisan lebih atas, akhirnya menjad sel tanduk. Didalam
lapisan benih terdapat pula sel-sel benih (clear cells, melanoblas atau
melanosit) pembuat pigmen melanin kulit.
A. Tipe-tipe
sel epidermis :

·
Keratinocytes
Substansi terbanyak
dari sel-sel epidermis, karena keratinocytes selalu mengelupas pada permukaan
epidermis, maka harus selalu digunakan. Pergantian dilakukan oleh aktivitas
mitosis dari lapisan basal (dimalam hari). Selama perjalanannya keluar (menuju
permukaan). Keratinocytes berdeferensiasi menjadi keratinfilamen dalam
sitoplasma. Proses dari basal sampai korneum selama 20-30 hari. Karena proses
cytomorhose dari keratinocytes yang bergerak dari basal ke korneum, 5 lapisan
sampai di identifikasi. Yaitu basal, spimosum, granulosum, losidum dan kornium.
·
Melanocytes
Didapat dari ujung
saraf, memproduksi pigmen melanin yang memberikan warna coklat pada kulit.
Bentukya silindris, bulat dan panjang. Mengandung tirosinase yang dihasilkan
oleh REG, kemudian tirosinase tersebut diolah oleh Aparatus Golgi menjadi oval
granules (Melanosomes).
Ketika asam amino
terosin berpindah kedalam melanosomes, melanosomes berubah menjadi melanin.
Enzim tirosinase yang diaktifkan oleh sinar ultraviolet. Kemudian melanin
meninggalkan badan melanicytes dan menuju kesitoplasma dari sel-sel dalam
lapisan stratum spinosum. Dan pada akhirnya pigmen melanin didegradasi oleh
keratinocytes.
·
Merkel Cells
Banyak terdapat pada
daerah kulit yang sedikit rambut (figertips, oralmucosa, daerah dasar folikel
rambut). Menyebar dilapisan stratum basal yang banyak mengandung keratinocytes.
·
Langerhans Cells
Disebut juga dendritic cells karena
seringbekerja di daerah lapisan stratum spinosum. Merupakan sel yang mengandung antibodi. Banyaknya 2%-4% dari keseluruhan
sel epidermis. Selain itu, juga banyak terdapat di bagian dermis pada lubang
mulut, esophagus, dan vagina. Fungsi dari langerhans cells adalah untuk
responisasi terhadap imun karena menpunyai antibodi.
B.
Dermis (Korium)
Kulit jagat atau dermis menjadi tempat ujung saraf
kelenjar-kelenjar palit (sebacea) atau kelenjar minyak, pembuluh_pembuluh darah
dan getah bening dan otot penegak rambut
(muskulus arektor pili).
Sel-sel umbi rambut yang berada didasar kandung
rambut, terus-menerus membelah dalam membentuk batang rambut. Kelenjar palit
yang menepel disaluran kandung rambut, menghasikan minyak yang mencapai
permukaan kulit melalui muara kandung rambut. Kulit jangat sering disebut kulit
sebenarnya dan 95% kulit jangat membentuk ketebalan kulit. Ketebalan rata-rata
kulit jangat diperkirakan antara 1-2 mm dan yang paling tipis terdapat
dikelopak mata serta yang paling tebal terdapat di telapak tangan dan telapak
kaki. Susunan dasar kulit jangat dibentuk oleh serat-serat, matriks
intervipriler yang merupai selai dan sel-sel.
Keberadaan dan ujung-ujung saraf perasa dalam kulit
jangat, memungkinkan membedakan berbagai rangsangan dari luar. Masing-masing
saraf perasa memiliki fungsi tertentu, seperti saraf dengan fungsi mendeteksi
rasa sakit, sentuhan, tekanan, panas, dan dingin. Saraf perasa juga
memungkinkan segera bereaksi terhadap hal-hal yang dapat merugikan diri kita.
Jika kita mendadak menjadi sangat takut atau tegang, otot penegak rambu yang
menempel dikandung rambut, akan mengerut dan menjadikan bulu roma atau bulu
kuduk berdiri. Kelemjar palit yang menenmpel dikandung rambut memproduksi
minyak untuk melumasi permukaan kulit dan batang rambut. Sekresi minyakya
dikeluarkan melalui muara kandung rambut. Kelenjar keringat menghasilkan cairan
keringat yang dikeluarkan kepermukaan kulit melalui pori-pori kulit.
Berkurangnya protein akan menyebabkan kulit menjadi
kurang elastis dan mudah mengendur hingga timbul kerutan. Faktor lain yang
menyebabkan kulit berkerut yaitu faktor usia atau kekurangan gizi. Perlu
diperhatikan bahwa luka yang terjadi
dikulit jangat dapat menimbulkan cacat permanen, hal ini disebabkan kulit
jangant tidak memiliki kemampuan memperbaikai dirisendiri seperti yang dimiliki kulit ari. Didalam
lapisan kulit jangaterdapat dua macam kelenjar yaitu :
1) Kelenjar
Keringat (Sudorifera)
Kelenjar keringat
terdiri dari fundus (bagian yang melingkar) dan duet yaitu saluran emacam pipa
yang bermuara pada permukaaan kulit membentuk pori-pori keringat. Semua bagian
tubuh dilengkapi dengan kelenjar keringat dan lebih banyak terdapat dipermukaan
telapak tangan, telapak kaki, kening dan dibawah ketiak. Kelenjar keringat
mengatur suhu badan dan membantu membuang sisa-sisa pencernaan dari tubuh.
Kegiatannya terutama dirangsang oleh panas, latihan jasmani, emosi, dan
obat-obatan tertentu. Ada 2 jenis kelenjar keringat yaitu :
1.
Kelenjar keringat Ekrin
Kelenjar keringat ini mensekresi cairan jernih, yaitu
keringat yang menganung 95-97% air dan
mengandung beberapa mineral, seperti garam, zodium, klorida, granulaminyak,
glusida dan sampingan dari metabolisme seluler. Kelenjar keringat ini terdapat
diseluruh kulit, mulai dari telapak tangan dan telapak kaki sampai ke kulit
kepala. Jumlahnya diseluruh badan sekitar 2juta dan menghasilkan 14 L keringat
dalam waktu 24jam pada orang dewasa. Bentuk kelenjar keringat ekrin langsing, bergulung-gulung
dan salurannya bermuara langsung pada permukaan kulit dan tidak ada rambutnhya.
2.
Kelenjar Keringat Apokrin
Hanya terdapat didaerah ketiak, puting susu, pusar,
daerah kelamin dan daerah sekitar dubur (anogenital) menghasilkan ciran yang agak
kental berwarna keputih-putihan serta berbau khas pada setiap orang. Sel
kelenjar ini mudah rusak dan sifatnya alkali sehingga dapat meninmbulkan bau.
Muaranya berdekatan dengan muara kelenjar sebasea pada saluran volikel rambut.
Kelenjar keringat apokrin jumlahya tidak terlalu banyak dan hanya sedikit
cairan yang disekresikan dari kelenjar ini. Kelenjar apokrin mulai aktif
setelah usian akil balig dan aktifitas kelenjar ini dipengaruhi oleh hormon.

1. Kelenjar
Palit (Sebasea)
Kelenjar
palit terletak pada bagian atas kulit jangat bedekatan dengan kandung rambut,
terdiri dari gelembung-gelembung kecil yang bermuara kedalam kandung rambut
(volikel). Volikel rambut mengeluarkan
lemak yang meminyaki kulit dan menjaga kelunakan. Kelenjar palit membentuk
sembum atau urat kulit.
C.
Hipodermis (subcutis)
Lapisan ini terutama mengandung
jaringan lemak, pembuluh darah dan limfe, saraf-saraf yang berjalan dengan
permukaan kulit. Cabang-cabang dari pembuluh-pembuluh dan saraf-saraf menuju
lapisan kulit jangat. Jaringan ikat bawah kulit berfungsi sebagi bantalan atau
penyangga bentursn bsgi organ-organ tubuh bagian dalam, membentuk kontur tubuh
dan sebagai cadangan makan.
3.
Fisiologi Sistem Integumen
a) Fungsi
kulit
Kulit
memiliki banyak fungsi diantaranya:
·
Pngatur suhu
·
Tempat penimbun lemak
·
Menutupi dan melindungi organ-organ
dibawahnya.
b) Proses
berkeringat
Panas merangsang
hipotalamus anaterior (area preoptik), implus dipindahkan melalui jaras otonom
ke medula spinalis dan kemudian melalui saraf simpatis kekulit keseluruh tubuh.
c) Warna
pada Kulit dan Fungsi Melanin
Kulit
mendapatkan warna dari 3 faktor :
·
Adanya melamin
·
Pikmen berwarna kuning
·
Warna Darah
d) Tahapan
Penyembuhan Luka
·
Fase inflamasi
·
Fase poliferasi
·
Fase penyudahna
e) Kelenjar-Kelenjar
pada Kulit dan Fungsinya :
1) Kelenjar
Sudoriferus atau Kelenjar Keringat
·
Eccrine atau Mesocrin: fungsinya
mengatur suhu tubuh, mengeluarkan keringat dengan proses fisiologis.
·
Apokrin atau Odiferus: fungsinya
menghasilkan keringat yang mengandung lemak, mengeluarkan keringat dengan bau
khusus terdapat di ketiak, areola mamae, labium mayora, anal dan genital.
2) Kelenjar
Sebaseous atau Kelenjar Minyak
Sekret dari kelenjar
ini disebut sebum fungsinya melembabkan kulit, mencegah terjadinya absorpsi dan
penguapan dari kulit.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Bahwa
didalam tubuh manusia terdapat berbagai macam sistem yang beragam yang
masing-masing mempunyai fungsi, struktur dan tata letak yang berbeda-beda.
Termasuk didalamnya sistem integuman,yang sangat berperan dalam melindungi
tubuh. Sistem integumen adalah sistem organ yang membedakan, memisahkan,
melindungi, dan menginformasikan atau sistem pelindung yang melapisi tubuh dan
terdiri atas kuku, rambut, kulit beserta unsur yang terkait seperti kelenjar
minyak dan keringat. Kompenin dari sistem ini merupakan bagian sistem organ
yang terbesar. Maka bisa disimpulakan bahwa sistem integumen merupakan
ketahanan pertama atau awal dari pengaruh buruk keadaan diluar tubuh.
DAFTAR PUSTAKA
Andriyana,
Rika, dkk. 2015. Biologi Reproduksi dan
Perkembangan. Yogyakarta: CV Budi Utama.
H.Syaifudin.
2011. Anatomi fisiologi. Jakarta:EGC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar